SEJARAH JMPS

Posted by JMPS on 08.32 with No comments

          Jurnalis Mahasiswa Pendidikan Sosiologi (JMPS) merupakan unit khusus bidang jurnalistik yang berada dalam naungan Himpunan Mahasiswa Pendidikan Sosiologi (HMPS). JMPS didirikan pada tanggal 1 April 2012 di Ruang 15 Lantai 5 Gedung FPIPS Universitas Pendidikan Indonesia. JMPS dirintis oleh 8 orang mahasiswa Pendidikan Sosiologi angkatan 2010, yaitu Rizki Muhammad Ramdhan, Edi Sutardi, Rizky Amalia, Muhamad Kamal F, Rizki Uni Utami, Ghyta Larasati, M. Haidir Ali, dan Seli Septiana.
            Penamaan JMPS (Jurnalis Mahasiswa Pendidikan Sosiologi) ialah hasil dari diskusi para perintis. Jurnalis dan wartawan sebenarnya bermakna sama, yaitu orang yang melakukan kegiatan jurnalistik, yakni meliput peristiwa dan menuliskan atau melaporkannya melalui media massa. UU No. 40 Tahun 1999 tentang Pers mendefinisikan wartawan/jurnalis sebagai “orang yang melakukan aktivitas jurnalistik secara rutin”. Wikipedia mendefinisikan wartawan/jurnalis sebagai orang yang melakukan jurnalisme, yaitu orang yang secara teratur menuliskan berita (berupa laporan) dan tulisannya dikirimkan/ dimuat di media massa secara teratur. Laporan itu lalu dapat dipublikasi dalam media massa, seperti koran, televisi, radio, majalah, film dokumentasi, dan internet.

            Tujuan didirikannya JMPS ialah untuk melahirkan kader-kader penulis, mengembangkan potensi dan bakat menulis, serta menyalurkan bakat mahasiswa Pendidikan Sosiologi FPIPS UPI dalam wadah JMPS. Selain itu didirikan JMPS sebagai sarana menciptakan opini yang positif, dimana segala aktivitas positif HMPS dan Prodi Pendidikan Sosiologi harus diangkat sebagai good news is good news. Coba kita bayangkan, setiap hari kita disuguhkan berita negatif baik di media cetak maupun elektronik, seakan tidak ada hal positif yang bisa kita baca. Istilah bad news is good news”seakan memperlihatkan bahwa media massa maupun media sosial seakan berlomba-lomba untuk menerapkan prinsip tersebut. Hampir sebagian media jika mengangkat suatu headline, biasanya akan memberitakan hal yang cenderung negatif (bad news) demi menarik perhatian dari calon pembaca. Nah ini akan kami rubah, saatnya berita positif kita kedepankan, jika setiap informasi positif tersebar dimana-mana, maka optimisme bangsa ini akan terus meningkat untuk bangkit.